Salah satu faktor mesin yang bagus adalah memiliki proses pembakaran yang baik yang terjadi dalam ruang bakar atau combustion chamber. Untuk memonitor kwalitas reaksi pembakaran ini salah satunya adalah dengan melihat tekanan yang timbul di dalam ruang bakar akibat ledakan pembakaran atau menganalisa profile pelepasan panas yang terjadi ( Rate Of Heat Release.
Phenomena reaksi pembakaran dalam ruangan bakar masih banyak yang menjadi black-box, dimana tidak diketahui secara pasti, namun dengan erbagai pendekatan kondisi mutu pembakaran bisa dimonitor dengan membandingkan output yang dihasilkan, baik itu jumlah energi, atau spesifikasi gas buang dsb. Lewat beberapa cara monitoring terhadap parameter, misalnya suhu, atau tekanan udara yang masuk ke mesin, jumlah bahan bakar yang terpakai, kondisi jelaga setelah exhaust-manifold ( pipa pembuangan ), suhu gas buang, kekuatan torsi yang dihasilkan dsb.
Untuk mengetahui karakteristik pembakaran dalam mesin, analisa perubahan tekanan di dalam silinder bisa dilakukan dengan menggunakan sensor tekanan ( pressure transducer ), tekanan yang terjadi di dalam mesin adalah semata-mata refleksi dari perubahan posisi piston dan energi yang dihasilkan proses pembakaran. Dari perubahan tekanan tsb jumlah energi yang tejadi dari pembakaran pada waktu tertentu bisa dianalisa. Dari perubahan tekanan tsb diturunkan menjadi nilai jumlah panas yang dihasilkan tiap satuan waktu ( ROHR: Rate Of Heat Release ). Misalnya, dari jumlah bahan bakar yang terpakai pada tahap awal reaksi pembakaran dan tahap akhir pembakaran bisa dimonitor dari bentuk perubahan effisiensi pengeluaran energi yang terjadi. Pengetahuan akan kondisi riil di dalam silinder ruangan bakar ini sangat penting untuk mengetahui apakah asumsi yang dibuat sesuai dengan yang terjadi atau tidak.
Pada mesin bensin ( SI: Spark Ignition engine ), karena proses pencampurannya yang premixed, dimana telah cukup waktu sehingga kondisi gas sudah tercampur dengan baik antara bahan bakar dan udara, pembakaran tahap awal setelah adanya bunga api, mendominasi proses pembakaran dalam siklus tsb, sedangkan pada tahap akhir tinggallah sebagian kecil bahan bakar yang terreaksi. Disamping itu memang mesin bensin dikontrol agar gas campuran memiliki perbandingan stoichiometric, sehingga reaksi antara oksigen dan senyawa hydrocarbon dalam bahan bakar bisa terjadi sempurna.
Sedangkan pada mesin diesel ( CI: Compressed Ignition engine ) karena proses pencampuran langsung terjadi di arena pembakaran, yaitu dalam ruangan bakar, maka jumlah bahan bakar yang mengalami pencampuran premixed adalah cukup sedikit dibandingkan dengan mesin bensin, sehingga pada tahap akhir pembakaran cukup banyak bahan bakar yang terpakai. Banyak sedikitnya bagian bahan bakar yang terpakai pada bagian awal dari pembakaran diesel ini, sangat berpengaruh sekali pada jumlah Nitrogen Oxide yang dihasilkan pada akhir dari siklus tsb.
Berselancar di dunia maya ... selain informasi dan pengetahuan yang didapat ... dapatkan juga penghasilannya.... semuanya gratis .... gag pake bayar ... info lebih lanjut dapat anda baca disini ...
0 komentar:
Posting Komentar